BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an
adalah firman Allah SWT yang wajib di pelajari dan di ketahui. Karena Al-Qur’an merupakan petunjuk
bagi umat Islam. Apabilaingin kejalan yang benar atau lurus maka harus menunaikan
petunjuk yang diperintahkan oleh Allah SWT, dan untuk mendapatkan petunjuk tersebut
harus mencarinya dengan cara belajar.
Al-Qur’an
adalah salah satu sumber hukum dan dalil hukum. Al-Qur’an jugamerupakan
sumber dari ilmu pengetahuan, dan disini penulis akan menerangkan ayat yang
berhubungan dengan pendidikan
Islam, sebagaimana dalamAl-Qur’an Surat At-Tahrim ayat ke 6, yang menerangkan
mengenai keluarga sebagai pilar utama pendidikan Islam.
Dalam tinjauan sosiologis keluarga
merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang setidak-tidaknya terdiri dari
suami, istri dan anak-anak. Pendidikan dalam lingkungan rumah tangga, dikenal juga
dengan jalur pendidikan informal. Lingkungan keluarga mempunyai peranan yang
sangat penting terhadap keberhasilan pendidikan, karena perkembangan seseorang
sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya. Lingkungan dapat memberikan
pengaruh yang positif dan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan sikap, akhlak dan perasaan agama. Dapat dipahami bahwa penerapan
pendidikanIslam dalam pembentukan kepribadian muslim itu terutama terletak pada lingkungan keluarga.
Tujuan pendidikan keluarga yaitu agar anak mampu
berkembang secara maksimal. Itu meliputi semua aspek perkembangan anaknya,
yaitu jasmani, akal dan ruhani.[1]
Sekali lagi ditegaskan bahwa pendidikan agama dalam
rumah tangga menjadi perhatian utama, dalam uraian selanjutnya karena beberapa
hal:
1. Pendidikan agama dalam keluarga
adalah kunci bagi pendidikan dalam rumah tangga, kunci bagi pendidikan agama
secara keseluruhan, bahkan kunci bagi pendidikan secara keseluruhan.
2. Pendidikan jasmani dan akal bukanlah
kunci bagi pendidikan jasmani dan akal secara keseluruhan dan bukan kunci bagi
pendidikan pada umumnya.[2]
Keluarga
dilihat dari perspektif pendidikan,keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
pertama dan utama dalam kehidupan manusia, kedua orang tua berperan sebagai
gurunya dan anaknya berperan sebagai muridnya.[3] Semua mengetahui bahwa pendidikan itu sangat
penting, agar akhlak, prilaku, sifat, dan pikiran menjadi lebih baik, ada pepatah yang mengatakan “Tuntutlah Ilmu sampai ke
negeri Cina” ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan, walaupun harus
bersusah payah, harus menempuh jarak yang jauh, akan tetapi nantinya akan
merasakan sendiri manisnya hasil dari semua itu.
Pada zaman
sekarang ini, tanggung jawab tersebut menjadi semakin penting mengingat
banyaknya sendi kehidupan sosial yang melenceng dari tujuan pendidikan,
khususnya tujuan pendidikan Islam, baik itu pengaruh dari media massa, tayangan
radio atau televisi atau tempat-tempat yang dilegalisasi untuk pelecehan
seksual. Jikaperan orang tua tidak siaga dan waspada, berarti mereka telah
menyerahkan putra-putrinya pada genggaman setan dan pengikutnya.
Inilah permasalahan yang akan penulis uraikan dalam makalah ini dan semoga pokok pembahasan
makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta dapat memberikan pengetahuan para pembaca tentang betapa pentingnya tanggung jawab keluarga sebagai pilarutama dalam menerapkan pendidikan agama Islam.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan-permasalahan
diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep lingkungan keluarga
dalam pendidikan Islam?
2. Bagaimanaperan keluarga dalam
pendidikan Islam sebagaimana disebutkan dalam Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6?
3. Bagaimana hubungan orang tua dengan
anak dalam pendidikan Islam?
4. Apa-apa saja hikmah dan nasihat Al-Qur’an
dalam pendidikan keluarga?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga
dalam pendidikan agama Islam.
2. Untuk menambah pengetahuan peran
keluarga tersebut dalam pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an diantaranya
Surat At-Tahrim ayat 6.
3. Untuk mengetahui tugas-tugas yang
harus dilakukan keluarga dalam membentuk jiwa yang beragama.
4. Untuk mengetahui nasihat-nasihat
Al-Qur’an dalam pendidikan keluarga.
BAB
II
PEMBAHASAN
KELUARGA
SEBAGAI PILAR UTAMA PENDIDIKAN ISLAM
(AL-QUR’AN
SURAT AT-TAHRIM AYAT 6)
A.
Pendidikan Keluarga Dalam Islam
1.Pengertian
Lingkungan keluarga
Dalam Islam, keluarga dikenal
dengan istilah usrah, nasl, ‘ali, dan nasb.[4]Lingkungan
keluarga adalah lingkungan
pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama mendapatkan
pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya. Di dalam
keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang
masih muda, karena pada usia ini anak akan lebih peka terhadap pengaruh dari
pendidikannya (orang tua dan anggota yang lainnya).[5]
Bagi anak, keluarga merupakan
persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat di mana ia menjadi pribadi
atau diri sendiri[6].
Keluarga juga merupakantempat bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk
mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya.
Orang tua adalah orang yang paling
bertanggungjawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, yang dalam kehidupan
sehari-hari lazim disebut dengan ibu bapak. Mereka inilah yang berperan dalam
kelangsungan suatu rumah tangga. Sedang anak-anaknya atau semua orangyang
berada dibawah pengawasan maupun bimbingan dan asuhannya disebut sebagai
anggota keluarga.[7]
Dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6, AllahSWT
berfirman:
$pkr'¯»ttûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#þqè%ö/ä3|¡àÿRr&ö/ä3Î=÷dr&ur#Y$tR$ydßqè%urâ¨$¨Z9$#äou$yfÏtø:$#ur$pkön=tæîps3Í´¯»n=tBÔâxÏî×#yÏ©wtbqÝÁ÷èt©!$#!$tBöNèdttBr&tbqè=yèøÿtur$tBtbrâsD÷sã
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu. Penjaganya Malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan”.(QS. At-Tahrim:6)[8]
Pada ayat tersebut dalam Tafsir Al-Maraghi terdapat kata qu
anfusakum yang artinya jadilah dirimu pelindung dari api neraka dengan
meninggalkan maksiat maksiat,[9]wa ahlikum, maksudnya yaitu membawa keluargamu kepada hal itu dengan nasihat dan
pelajaran. Kemudian al-waqudmaksudnya adalah kayu bakar. Sedangkan al-hijarah
adalah batu berhala yang biasa disembah. Malaikatun dalam ayat
tersebut yaitu para penjaga neraka yang sembilahan belas orang. Sedangkan ghiladzun
maksudnya adalah kesat hati dan tidak mau mengasihi apabila mereka dimintai
belas kasihan. Dan syidadun artinya kuat badan.[10]
Sedangkan dalam Tafsir Fi Dzilalil Qur’an
mengatakan: Sesungguhnya beban tanggung jawab
seorang mukmin dalam dirinya dan keluarganya merupakan beban yang sangat berat
dan menakutkan.[11]
Sebab neraka telah menentinya disana, dan dia beserta keluarganya terancam
dengannya. Maka, merupakan kewajibannya membentengi dirinya dan keluarganya
dari neraka ini yang selalu mengintai dan menantinya.
Sesungguhnya ia adalah
neraka dan api yang menyala-nyala serta membakar hangus.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…”
Manusia di dalam neraka itu sama persis dengan batu,
dalam nilai batu yang murah dan rendah, dan dalam kondisi batu yang terabaikan
tanpa penghargaan dan perhatian sama sekali. Alangkah sadis dan panasnya api
neraka yang dinyalakan bersama dengan batu-batu! alangkah pedihnya azab yang
dihimpun dengan kerasnya sengatan kehinaan dan kerendahan! setiap yang ada di
dalamnya dan setiap yang berhubungan dengannya sangat seram dan menakutkan.
“Penjaganya
Malaikat-malaikat yang kasar, yang keras…”
Tabiat para malaikatitusesuai dengan tabiat azab
yang diperintahkan dan diserahkankan kepada mereka untuk menimpakannya.
“… Yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim:
6)
Diantara karakter mereka adalah ketaatan mutlak
terhadap perintah Allah atas mereka. Dan diantara karakter mereka adalah mampu
melaksanakan segala yang diperintahkan kepada mereka oleh Allah. Mereka dengan
segala tabiat bengis, kejam dank eras mereka diserahkan tugas untuk
melaksanakan azab neraka yang keras dan kejam. Maka hendaklah setiap mukmin
melindungi dirinya dan keluarganya dari azab neraka ini.
Dan didalam ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 4
mengatakan: Allah SWT berfirman,” Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,”
yaitu kamu perintahkan dirimu dan keluargamu yang yang terdiri dari istri,
anak, saudara, kerabat, sahaya wanita dan sahaya laki-laki untuk taat kepada
Allah.[12]Dan,
kamu larang dirimu beserta semua orang yang berada dibawah tanggung jawabmu
untuk tidak melakukan kemaksiatan kepada Allah. Kamu ajari dan didik mereka
serta pimpin mereka dengan perintah Allah. Kamu perintahkan mereka untuk
melaksanakannya dan kamu bantu mereka dalam merealisasikannya. Bila kamu
melihat ada yang berbuat maksiat kepada Allah maka cegah dan larang mereka. Ini
merupakan kewajiban setiap muslim, yaitu mengajarkan kepada orang yang berada
dibawah tanggung jawabnya segala sesuatu yang telah diwajibkan dan larang oleh
Allah Ta’ala kepada mereka.
Kemudian Allah SWT berfirman:”yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,” yaitu yang kayu
bakarnya terdiri atas manusia dan jin. “Al-Hijarah”
dalam ayat ini ada yang mengatakan sebagai patung-patung yang mereka sembah.
Ibnu Mas’ud dan yang lain mengatakan, “batu
belerang.” Dan ditambahkan oleh
Mujahid, “Batu yang baunya lebih busuk
dari pada bangkai.” Demikian diriwayatkan leh Ibnu Abi Hatim.
Kemudian Allah SWT berfirman. “Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,” yaitu yang tabiatnya
kasar. Allah telah mencabut dari hati-hati mereka rasa kasih sayang terhadap
orang-orang kafir. “yang keras” yaitu
susunan tubuh mereka sangat keras, tebal, dan penampilannya yang mengerikan.wajah-wajah
mereka hitam dan taring-taring mereka menakutkan. Tidak tersimpan dalam hati
masing-masing mereka rasa kasih sayang terhadap orang-orang kafir, walaupun
sebesar biji Dzarrah.
Kemudian Allah SWT berfirman, “Yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”, yaitu, mereka tidak
pernah menagguhkan bila datang perintah dari Allah walaupun sekejap mata,
padahal mereka bisa saja melakukan hal itu dan mereka tidak mengenal lelah.
Mereka itulah para malaikat Zabaniyah.[13]
Tafsir dari Departemen Agama Pemerintah Indonesia. Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang
yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya
mereka, menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari
manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan
mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah
untuk menyelamatkan mereka dari api neraka.
Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT:
Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT:
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan
bersabarlah kamu mengerjakannya
(Q.S Taha: 132).
Dijelaskan
pula dengan firman-Nya artinya; Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Q.S Asy
Syu’ara’: 214).
Dari
uraian diatas, dapat kita ambil poin-poin penting yang dapat kita jadikan
pegangan dalam membina diri sendiri dan orang lain :
1.
Niat yang
lurus, semata-mata demi meraih ridha Allah subhanahu wa ta’ala, melaksanakan
syari’ah islam dan melaksanakan da’wah.
2.
Proses
pembinaan dimulai dari diri sendiri.
3.
Bekal
‘ilmu adalah yang utama.
4.
Taqwa
adalah kunci dalam memelihara diri kita sendiri dan keluarga kita dari
api neraka.
5.
Proses
pembinaan selanjutnya dimulai dari orang-orang dekat, dimulai dari
keluarga sampai teman-teman dekat.
B. Kandungan Al-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6
a. Perintah taqwa kepada Allah SWT dan berdakwah.
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada
Allah dan Rasul-Rasul-Nya, yaitu hendaklah sebagian dari kamu memberitahukan
kepada sebgaian yang lain, apa yang menjaga dirimu dari api neraka dan
menjauhkan kamu dari padanya, yaitu ketaatan kepada Allah dan menuruti segala
perintah-Nya. Dan hendaklah kamu mengajarkan kepada keluargamu perbuatan yang
dengannya mereka dapat menjaga diri mereka dari api neraka. Dan bawalah mereka
kepada yang demikian ini melalui nasihat dan pengajaran.
b. Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka.
Banyak sekali amalan shalih yang menjadikan seseorang masuk surga dan
dijauhkan dari api neraka, misalnya bersedekah, berdakwah, berakhlaq baik,
saling tolong menolong dalam kebaikan dan sebagainya. Di antara cara
menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan shalat dan bersabar.
c. Pentingnya pendidikan Islam sejak dini
Anak adalah aset bagi orang tua. Dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh
dan menemukan jati dirinya. Banyak orang tua “salah asuh” kepada anak sehingga
perkembangan fisik yang cepat diera globalisasi ini tidak diiringi dengan
perkembangan mental dan spiritual yang benar kepada anak, sehingga banyak prilaku
kenakalan-kenalakan oleh para remaja.
Sebagai orang tua yang proaktif harus memperhatikan benar hal-hal yang
berkenaan dengan perkembangan anak. Rasulullah juga memberitahukan betapa pentingnyamendidik anak
sejak dini, dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW Bersabda: tidak ada dari
seorang anak (Adam) melainkan dilahirkan atas fitrah (Islam) kedua orang
tuanyalah yang akan menjadikannya beragama Yahudi atau beragama Nasrani atau
beragama Majusi. Bagaikan seekor binatang yang melahirkan seekor anak.
Bagaimana pendapatmu, apakah didapati kekurangan? Kemudian Abu hurairah membaca
firman Allah (QS. Ar-Rum:30). (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah
(agama Allah).(HR.Muttafaqun ‘Alaih).[14]
Penjelasan
(Syarah Hadits)
Hadits diatas menjelaskan tentang status fitrah setiap anak, bahwa
statusnya bersih, suci dan Islam baik anak seorang Muslim ataupun orang
non-Muslim. Kemudian kedua orang tuanyalah yang memelihara dan memperkuat
keIslamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak Muslim, seperti Yahudi,
Nasrani, dan Majusi.
Jadi hadits diatas memperkuat bahwa pengaruh orang tua sangat dominan dalam
membentuk kepribadian seorang dibandingkan seorang dibandingkan dengan faktor-faktor
pengaruh pendidikan lain. Kedua orang mempunyai tanggung jawab yang lebih besar
dalam mendidik anaknya.
d. Keimanan kepada para malaikat
Ayat diatas mengandung pelajaran keimanan kepadaumat Islam, beriman kepada sifat para malaikat yang suci
dari dosa dan tidak pernah membangkang apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Berbeda dengan manusia dan jin yang kadang taat kadang pula melanggar bahkan
ada juga yang tidak pernah taat sama sekali atau selalu berbuat maksiat.
Pendidikan Islam dalam keluarga ini sangat besar
pengaruhnya terhadap kepribadian seorang anak, karena itulah pendidikan pertama
yang diperolehnya akan selalu menjadi kenangan dalam hidupnya. Maka dari itu diperlukan
suatu pembiasaan dan pemeliharaan dengan rasa kasih sayang terutama dari kedua orang tuanya.
Menurut Rasulullah fungsi
dan peran orang tua bahkan mampu untuk membentuk arah keyakinan anak-anak
mereka. Menurut beliau, setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi
untuk beragama, namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya
tergantung dari bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh kedua orang tua.[15]
1. Bentuk Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Islam
Dari ayat Al-Qur’an yang telah dipaparkan
pada
ayat tersebutdi atas, peran utama orang tua adalah sebagai pelindung keluarga.
Dalam memberikan perlindungan kepada keluarga ada dua peran yang harus dijalankan oleh orang tua, yang pertama sebagai
figur yang dapat memberikan contoh kehidupan yang baik, dan yang kedua yaitu
sebagai pendidik yang baik.
2.
Nasihat
Al-Qur’an Dalam PendidikanKeluarga
1.
Taat menjalani
hidup sebagai umat beragama.
Anak didik harus mentaati Allah,
Rasulullah dan orang yang dipercaya mengendalikan kehidupan ini, termasuk
menaati nasihat orang tua yang baik.
2.
Meneladani Luqmanul
Hakim, tokoh pendidikan keluarga dalam Al-Qur’an.
Dalam Al-Qur’an ada Surat Luqman ayat 12 sampai 19 menceritakan tentang kisah
Luqmanul Hakim, seorang tokoh pendidik, seorang bapak, orang tua yang
dicontohkan dalam Al-Qur’an dalam pendidikan keluarga.Diantara nasihat yang
diberikan Luqman kepada anaknya adalah:
a.
Pandai
bersyukur
b. Mengesakan Allah, tidak musyrik.
c. Menghormati orang tua
d. Bersikap dan berperilaku jujur
e. Mendirikan shalat, menjalani hidup dengan sabar dan rendah hati.
3. Berbakti, tidak menyakitkan hati dan berdo’a untuk kedua orang tua.
Al-Qu’an Surat Al-Isra’ ayat 23-24 yang berbunyi:
4Ó|Ós%ury7/uwr&(#ÿrßç7÷ès?HwÎ)çn$Î)Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur$·Z»|¡ômÎ)4$¨BÎ)£`tóè=ö7tx8yYÏãuy9Å6ø9$#!$yJèdßtnr&÷rr&$yJèdxÏ.xsù@à)s?!$yJçl°;7e$é&wur$yJèdöpk÷]s?@è%ur$yJßg©9Zwöqs%$VJÌ2ÇËÌÈôÙÏÿ÷z$#ur$yJßgs9yy$uZy_ÉeA%!$#z`ÏBÏpyJôm§9$#@è%urÉb>§$yJßg÷Hxqö$#$yJx.ÎT$u/u#ZÉó|¹ÇËÍÈ
Artinya:
“Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka Perkataan yang mulia. (23)
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (24)
Pelajaran yang dapat di ambil dari ayat tersebut di atas adalah:
Ayat
23:
a.
Anak muslim
harus menyembah hanya kepada Allah
b.
Anak muslim
harus birrul walidain (berbuat baik
kepada orang tua)
c.
Anak muslim
tidak boleh menyakiti hati orang tua
d.
Anak muslim
harus berkata yang menyenangkan orang tua (qaulan karima)
Ayat
24:
a.
Anak muslim
harus menghormati kedua orang tuanya denga tulus ikhlas karena dari keduanya
anak itu muncul kedunia.
b.
Anak muslim
harus mendo’akan kedua orang tuanya, agar Allah mengasih- sayangi kedua orang
tuanya.
4.
Bermoral, Menjaga
Kehormatan
AL-Qur’an Surat Al-Mukminun ayat 1-5
ôs%yxn=øùr&tbqãZÏB÷sßJø9$#ÇÊÈ
tûïÏ%©!$#öNèdÎûöNÍkÍEx|¹tbqãèϱ»yzÇËÈ
tûïÏ%©!$#uröNèdÇ`tãÈqøó¯=9$#cqàÊÌ÷èãBÇÌÈ
tûïÏ%©!$#uröNèdÍo4qx.¨=Ï9tbqè=Ïè»sùÇÍÈ
tûïÏ%©!$#uröNèdöNÎgÅ_rãàÿÏ9tbqÝàÏÿ»ymÇÎÈ
Artinya:
1.
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2.
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam
sembahyangnya,
3.
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan
dan perkataan) yang tiada berguna
4.
dan orang-orang yang menunaikan zakat
5.
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
Kesimpulan
dari ayat-ayat ini adalah sebagai berikut:
1.
Ayat 1: Orang
beriman hidupnya beruntung, untuk itu hidup harus beriman, yakin dan Percaya
kepada Allah yang menciptakan dan menghidupkan dan mengatur nasib manusia.
2.
Ayat 2: Agar
beruntung dalam menjalani kehidupan ini orang beriman harus menjaga
hubungan baik dengan Allah yang memberi
hidup ini dengan menyembahnya., mendirikan shalat dengan sepenuh hati.
3.
Ayat 3: Orang
beriman harus menghindari dari perbuatan dan
perkataan yang tidak berguna, apalagi menipu dan menyakiti hati orang lain.
4.
Ayat 4: Orang
beriman harus suka menolong dan berjiwa sosial yang tinggi.
5.
Ayat 5: Orang
beriman harus benar-benar menjaga kehormatannya, menjauhkan diri dari perbuatan
yang akan menjerumuskan, apalagi perbuatan zina yang harus benar-benar
dihindari.[16]
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lingkungan keluarga adalah lingkungan
pendidikan yang pertamadan utama, karena dalam keluarga inilah anak pertama
mendapatkan pendididkan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota
keluarganya.
Pendidikan yang pertama bagi anak adalah keluarga atau orang tua. Orang tua
bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing
sebagaimana masing-masing bertanggungjawab atas kelakuannya.Tujuan pendidikan
keluarga yaitu agar anak mampu berkembang secara maksimal. Itu meliputi semua
aspek perkembangan anaknya, yaitu jasmani, akal dan ruhani.
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dariAl-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6 yaitu:
1.
Perintah Taqwa Kepada Allah SWT dan berdakwah
2.
Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka
3.
Pentingnya pendidikan Islam sejak dini
4.
Keimanan kepada para malaikat
Nasihat
Al-Qur’an dalam pendidikan keluarga yaitu sebagai berikut:
1.
Taat menjalani hidup sebagai umat beragama
2.
Meneladani Luqmanul Hakim sebagi tokoh pendidikan
keluarga dalam Al-Qur’an
3.
Berbakti, tidak menyakitkan hati dan berdo’a untuk
kedua orantua
4.
Bermoral, menjaga kehormatan.
[1] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya,), hlm.155
[4]Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: Kencana, 2008). Cet. ke- 2. hlm.226.
[5]Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm.
177
[6]Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada,
2008), hlm. 9
[7]Ahmad, Nurwadjah, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan; Hati
Yang Selamat Hingga Kisah Luqman, (Bandung: PT Marja 2007),hlm.?
[9]Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al- Maraghi,Terj.Bahrun Abu
Bakar,Dkk(Semarang:CV. Toha putra, 1993), Jilid 28, hlm. 259.
[11]Sayyid Quthb, Tafsir Fi Dzilalil Qur’an, (Jakarta: Gema Insani Pers. 2004).
hlm.338.
[12] Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2000),hlm.751.
[14]Abdul Majid Khon, Hadits Tarbawi: Hadits-hadits Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group,2012), cet. 1, hlm. 235-236.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar