Jumat, 03 Januari 2014

KELUARGA SEBAGAI PILAR UTAMA PENDIDIKAN ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang wajib di pelajari dan di ketahui. Karena Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat Islam. Apabilaingin kejalan yang benar atau lurus maka harus menunaikan petunjuk yang diperintahkan oleh Allah SWT, dan untuk mendapatkan petunjuk tersebut harus mencarinya dengan cara belajar.
Al-Qur’an adalah salah satu sumber hukum dan dalil hukum. Al-Qur’an jugamerupakan sumber dari ilmu pengetahuan, dan disini penulis akan menerangkan ayat yang berhubungan dengan pendidikan Islam, sebagaimana dalamAl-Qur’an Surat At-Tahrim ayat ke 6, yang menerangkan mengenai keluarga sebagai pilar utama pendidikan Islam.
Dalam tinjauan sosiologis keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang setidak-tidaknya terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Pendidikan dalam lingkungan rumah tangga, dikenal juga dengan jalur pendidikan informal. Lingkungan keluarga mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan pendidikan, karena perkembangan seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya. Lingkungan dapat memberikan pengaruh yang positif dan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan sikap, akhlak dan perasaan agama. Dapat dipahami bahwa penerapan pendidikanIslam dalam pembentukan kepribadian muslim itu terutama terletak pada lingkungan keluarga.
Tujuan pendidikan keluarga yaitu agar anak mampu berkembang secara maksimal. Itu meliputi semua aspek perkembangan anaknya, yaitu jasmani, akal dan ruhani.[1]
Sekali lagi ditegaskan bahwa pendidikan agama dalam rumah tangga menjadi perhatian utama, dalam uraian selanjutnya karena beberapa hal:
1. Pendidikan agama dalam keluarga adalah kunci bagi pendidikan dalam rumah tangga, kunci bagi pendidikan agama secara keseluruhan, bahkan kunci bagi pendidikan secara keseluruhan.
2. Pendidikan jasmani dan akal bukanlah kunci bagi pendidikan jasmani dan akal secara keseluruhan dan bukan kunci bagi pendidikan pada umumnya.[2]
Keluarga dilihat dari perspektif pendidikan,keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam kehidupan manusia, kedua orang tua berperan sebagai gurunya dan anaknya berperan sebagai muridnya.[3]  Semua mengetahui bahwa pendidikan itu sangat penting, agar akhlak, prilaku, sifat, dan pikiran menjadi lebih baik, ada pepatah yang mengatakan “Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri Cina” ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan, walaupun harus bersusah payah, harus menempuh jarak yang jauh, akan tetapi nantinya akan merasakan sendiri manisnya hasil dari semua itu.
Pada zaman sekarang ini, tanggung jawab tersebut menjadi semakin penting mengingat banyaknya sendi kehidupan sosial yang melenceng dari tujuan pendidikan, khususnya tujuan pendidikan Islam, baik itu pengaruh dari media massa, tayangan radio atau televisi atau tempat-tempat yang dilegalisasi untuk pelecehan seksual. Jikaperan orang tua tidak siaga dan waspada, berarti mereka telah menyerahkan putra-putrinya pada genggaman setan dan pengikutnya.
Inilah permasalahan yang akan penulis uraikan dalam makalah ini dan semoga pokok pembahasan makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta dapat memberikan pengetahuan para pembaca tentang betapa pentingnya tanggung jawab keluarga sebagai pilarutama dalam menerapkan pendidikan agama Islam.
B.  Rumusan Masalah
Dari permasalahan-permasalahan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep lingkungan keluarga dalam pendidikan Islam?
2. Bagaimanaperan keluarga dalam pendidikan Islam sebagaimana disebutkan dalam Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6?
3. Bagaimana hubungan orang tua dengan anak dalam pendidikan Islam?
4. Apa-apa saja hikmah dan nasihat Al-Qur’an dalam pendidikan keluarga?

C.  Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga dalam pendidikan agama Islam.
2. Untuk menambah pengetahuan peran keluarga tersebut dalam pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an diantaranya Surat At-Tahrim ayat 6.
3. Untuk mengetahui tugas-tugas yang harus dilakukan keluarga dalam membentuk jiwa yang beragama.
4. Untuk mengetahui nasihat-nasihat Al-Qur’an dalam pendidikan keluarga.







BAB II
PEMBAHASAN
KELUARGA SEBAGAI PILAR UTAMA PENDIDIKAN ISLAM
(AL-QUR’AN SURAT AT-TAHRIM AYAT 6)
A. Pendidikan Keluarga Dalam Islam
1.Pengertian Lingkungan keluarga
Dalam Islam, keluarga dikenal dengan istilah usrah, nasl, ‘ali, dan nasb.[4]Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama mendapatkan pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak akan lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikannya (orang tua dan anggota yang lainnya).[5]
Bagi anak, keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat di mana ia menjadi pribadi atau diri sendiri[6]. Keluarga juga merupakantempat bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya.
Orang tua adalah orang yang paling bertanggungjawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut dengan ibu bapak. Mereka inilah yang berperan dalam kelangsungan suatu rumah tangga. Sedang anak-anaknya atau semua orangyang berada dibawah pengawasan maupun bimbingan dan asuhannya disebut sebagai anggota keluarga.[7]
Dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6, AllahSWT berfirman:
$pkšr'¯»tƒtûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#þqè%ö/ä3|¡àÿRr&ö/ä3Î=÷dr&ur#Y$tR$ydߊqè%urâ¨$¨Z9$#äou$yfÏtø:$#ur$pköŽn=tæîps3Í´¯»n=tBÔâŸxÏî׊#yÏ©žwtbqÝÁ÷ètƒ©!$#!$tBöNèdttBr&tbqè=yèøÿtƒur$tBtbrâsD÷sãƒ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya Malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan”.(QS. At-Tahrim:6)[8]
Pada ayat tersebut dalam Tafsir Al-Maraghi terdapat kata qu anfusakum yang artinya jadilah dirimu pelindung dari api neraka dengan meninggalkan maksiat maksiat,[9]wa ahlikum, maksudnya yaitu membawa keluargamu kepada hal itu dengan nasihat dan pelajaran. Kemudian al-waqudmaksudnya adalah kayu bakar. Sedangkan al-hijarah adalah batu berhala yang biasa disembah. Malaikatun dalam ayat tersebut yaitu para penjaga neraka yang sembilahan belas orang. Sedangkan ghiladzun maksudnya adalah kesat hati dan tidak mau mengasihi apabila mereka dimintai belas kasihan. Dan syidadun artinya kuat badan.[10]
Sedangkan dalam Tafsir Fi Dzilalil Qur’an mengatakan: Sesungguhnya beban tanggung jawab seorang mukmin dalam dirinya dan keluarganya merupakan beban yang sangat berat dan menakutkan.[11] Sebab neraka telah menentinya disana, dan dia beserta keluarganya terancam dengannya. Maka, merupakan kewajibannya membentengi dirinya dan keluarganya dari neraka ini yang selalu mengintai dan menantinya.
Sesungguhnya ia adalah neraka dan api yang menyala-nyala serta membakar hangus.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…”
Manusia di dalam neraka itu sama persis dengan batu, dalam nilai batu yang murah dan rendah, dan dalam kondisi batu yang terabaikan tanpa penghargaan dan perhatian sama sekali. Alangkah sadis dan panasnya api neraka yang dinyalakan bersama dengan batu-batu! alangkah pedihnya azab yang dihimpun dengan kerasnya sengatan kehinaan dan kerendahan! setiap yang ada di dalamnya dan setiap yang berhubungan dengannya sangat seram dan menakutkan.
“Penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, yang keras…”
Tabiat para malaikatitusesuai dengan tabiat azab yang diperintahkan dan diserahkankan kepada mereka untuk menimpakannya.
“… Yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)
Diantara karakter mereka adalah ketaatan mutlak terhadap perintah Allah atas mereka. Dan diantara karakter mereka adalah mampu melaksanakan segala yang diperintahkan kepada mereka oleh Allah. Mereka dengan segala tabiat bengis, kejam dank eras mereka diserahkan tugas untuk melaksanakan azab neraka yang keras dan kejam. Maka hendaklah setiap mukmin melindungi dirinya dan keluarganya dari azab neraka ini.
Dan didalam ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 4 mengatakan: Allah SWT berfirman,” Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” yaitu kamu perintahkan dirimu dan keluargamu yang yang terdiri dari istri, anak, saudara, kerabat, sahaya wanita dan sahaya laki-laki untuk taat kepada Allah.[12]Dan, kamu larang dirimu beserta semua orang yang berada dibawah tanggung jawabmu untuk tidak melakukan kemaksiatan kepada Allah. Kamu ajari dan didik mereka serta pimpin mereka dengan perintah Allah. Kamu perintahkan mereka untuk melaksanakannya dan kamu bantu mereka dalam merealisasikannya. Bila kamu melihat ada yang berbuat maksiat kepada Allah maka cegah dan larang mereka. Ini merupakan kewajiban setiap muslim, yaitu mengajarkan kepada orang yang berada dibawah tanggung jawabnya segala sesuatu yang telah diwajibkan dan larang oleh Allah Ta’ala kepada mereka.
Kemudian Allah SWT berfirman:”yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,” yaitu yang kayu bakarnya terdiri atas manusia dan jin. “Al-Hijarah” dalam ayat ini ada yang mengatakan sebagai patung-patung yang mereka sembah. Ibnu Mas’ud dan yang lain mengatakan, “batu belerang.”  Dan ditambahkan oleh Mujahid, “Batu yang baunya lebih busuk dari pada bangkai.” Demikian diriwayatkan leh Ibnu Abi Hatim.
Kemudian Allah SWT berfirman. “Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,” yaitu yang tabiatnya kasar. Allah telah mencabut dari hati-hati mereka rasa kasih sayang terhadap orang-orang kafir. “yang keras” yaitu susunan tubuh mereka sangat keras, tebal, dan penampilannya yang mengerikan.wajah-wajah mereka hitam dan taring-taring mereka menakutkan. Tidak tersimpan dalam hati masing-masing mereka rasa kasih sayang terhadap orang-orang kafir, walaupun sebesar biji Dzarrah.
Kemudian Allah SWT berfirman, “Yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”, yaitu, mereka tidak pernah menagguhkan bila datang perintah dari Allah walaupun sekejap mata, padahal mereka bisa saja melakukan hal itu dan mereka tidak mengenal lelah. Mereka itulah para malaikat Zabaniyah.[13]
Tafsir dari Departemen Agama Pemerintah Indonesia. Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka.
Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT:

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu mengerjakannya (Q.S Taha: 132).
Dijelaskan pula dengan firman-Nya artinya; Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Q.S Asy Syu’ara’: 214).
Dari uraian diatas, dapat kita ambil poin-poin penting yang dapat kita jadikan pegangan dalam membina diri sendiri dan orang lain :
1.   Niat yang lurus, semata-mata demi meraih ridha Allah subhanahu wa ta’ala, melaksanakan syari’ah islam dan melaksanakan da’wah.
2.   Proses pembinaan dimulai dari diri sendiri.
3.   Bekal ‘ilmu adalah yang utama.
4.   Taqwa adalah kunci dalam memelihara diri kita sendiri dan keluarga kita dari api neraka.
5.   Proses pembinaan selanjutnya dimulai dari orang-orang dekat, dimulai dari keluarga    sampai teman-teman dekat.
B. Kandungan Al-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6
a.  Perintah taqwa kepada Allah SWT dan berdakwah.
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Rasul-Nya, yaitu hendaklah sebagian dari kamu memberitahukan kepada sebgaian yang lain, apa yang menjaga dirimu dari api neraka dan menjauhkan kamu dari padanya, yaitu ketaatan kepada Allah dan menuruti segala perintah-Nya. Dan hendaklah kamu mengajarkan kepada keluargamu perbuatan yang dengannya mereka dapat menjaga diri mereka dari api neraka. Dan bawalah mereka kepada yang demikian ini melalui nasihat dan pengajaran.
b.  Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka.
Banyak sekali amalan shalih yang menjadikan seseorang masuk surga dan dijauhkan dari api neraka, misalnya bersedekah, berdakwah, berakhlaq baik, saling tolong menolong dalam kebaikan dan sebagainya. Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan shalat dan bersabar.
c.  Pentingnya pendidikan Islam sejak dini 
Anak adalah aset bagi orang tua. Dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jati dirinya. Banyak orang tua “salah asuh” kepada anak sehingga perkembangan fisik yang cepat diera globalisasi ini tidak diiringi dengan perkembangan mental dan spiritual yang benar kepada anak, sehingga banyak prilaku kenakalan-kenalakan oleh para remaja.
Sebagai orang tua yang proaktif harus memperhatikan benar hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan anak. Rasulullah juga memberitahukan betapa pentingnyamendidik anak sejak dini, dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:



Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW Bersabda: tidak ada dari seorang anak (Adam) melainkan dilahirkan atas fitrah (Islam) kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya beragama Yahudi atau beragama Nasrani atau beragama Majusi. Bagaikan seekor binatang yang melahirkan seekor anak. Bagaimana pendapatmu, apakah didapati kekurangan? Kemudian Abu hurairah membaca firman Allah (QS. Ar-Rum:30). (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (agama Allah).(HR.Muttafaqun ‘Alaih).[14]
Penjelasan (Syarah Hadits)
Hadits diatas menjelaskan tentang status fitrah setiap anak, bahwa statusnya bersih, suci dan Islam baik anak seorang Muslim ataupun orang non-Muslim. Kemudian kedua orang tuanyalah yang memelihara dan memperkuat keIslamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak Muslim, seperti Yahudi, Nasrani, dan Majusi.
Jadi hadits diatas memperkuat bahwa pengaruh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian seorang dibandingkan seorang dibandingkan dengan faktor-faktor pengaruh pendidikan lain. Kedua orang mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam mendidik anaknya.
d.  Keimanan kepada para malaikat 
Ayat diatas mengandung pelajaran keimanan kepadaumat Islam, beriman kepada sifat para malaikat yang suci dari dosa dan tidak pernah membangkang apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Berbeda dengan manusia dan jin yang kadang taat kadang pula melanggar bahkan ada juga yang tidak pernah taat sama sekali atau selalu berbuat maksiat.
Pendidikan Islam dalam keluarga ini sangat besar pengaruhnya terhadap kepribadian seorang anak, karena itulah pendidikan pertama yang diperolehnya akan selalu menjadi kenangan dalam hidupnya. Maka dari itu diperlukan suatu pembiasaan dan pemeliharaan dengan rasa kasih sayang terutama dari kedua orang tuanya.
Menurut Rasulullah fungsi dan peran orang tua bahkan mampu untuk membentuk arah keyakinan anak-anak mereka. Menurut beliau, setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh kedua orang tua.[15]
1.  Bentuk Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Islam
Dari ayat Al-Qur’an yang telah dipaparkan pada ayat tersebutdi atas, peran utama orang tua adalah sebagai pelindung keluarga. Dalam memberikan perlindungan kepada keluarga ada dua peran yang harus dijalankan oleh orang tua, yang pertama sebagai figur yang dapat memberikan contoh kehidupan yang baik, dan yang kedua yaitu sebagai pendidik yang baik.
2.  Nasihat Al-Qur’an Dalam PendidikanKeluarga
1.  Taat menjalani hidup sebagai umat beragama.
Anak didik harus mentaati Allah, Rasulullah dan orang yang dipercaya mengendalikan kehidupan ini, termasuk menaati nasihat orang tua yang baik.
2.  Meneladani Luqmanul Hakim, tokoh pendidikan keluarga dalam Al-Qur’an.
Dalam Al-Qur’an ada Surat Luqman ayat 12 sampai 19 menceritakan tentang kisah Luqmanul Hakim, seorang tokoh pendidik, seorang bapak, orang tua yang dicontohkan dalam Al-Qur’an dalam pendidikan keluarga.Diantara nasihat yang diberikan Luqman kepada anaknya adalah:
a. Pandai bersyukur
b. Mengesakan Allah, tidak musyrik.
c. Menghormati orang tua
d. Bersikap dan berperilaku jujur
e. Mendirikan shalat, menjalani hidup dengan sabar  dan rendah hati.
3.  Berbakti, tidak menyakitkan hati dan berdo’a untuk kedua orang tua.
Al-Qu’an Surat Al-Isra’ ayat 23-24 yang berbunyi:
4Ó|Ós%ury7/užwr&(#ÿrßç7÷ès?HwÎ)çn$­ƒÎ)Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur$·Z»|¡ômÎ)4$¨BÎ)£`tóè=ö7tƒx8yYÏãuŽy9Å6ø9$#!$yJèdßtnr&÷rr&$yJèdŸxÏ.Ÿxsù@à)s?!$yJçl°;7e$é&Ÿwur$yJèdöpk÷]s?@è%ur$yJßg©9Zwöqs%$VJƒÌŸ2ÇËÌÈôÙÏÿ÷z$#ur$yJßgs9yy$uZy_ÉeA%!$#z`ÏBÏpyJôm§9$#@è%urÉb>§$yJßg÷Hxqö$#$yJx.ÎT$u­/u#ZŽÉó|¹ÇËÍÈ
Artinya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. (23)
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (24)
Pelajaran yang dapat di ambil dari ayat tersebut di atas adalah:
Ayat 23:
a. Anak muslim harus menyembah hanya kepada Allah
b. Anak muslim harus birrul walidain (berbuat baik kepada orang tua)
c. Anak muslim tidak boleh menyakiti hati orang tua
d. Anak muslim harus berkata yang menyenangkan orang tua (qaulan karima)
Ayat 24:
a. Anak muslim harus menghormati kedua orang tuanya denga tulus ikhlas karena dari keduanya anak itu muncul kedunia.
b. Anak muslim harus mendo’akan kedua orang tuanya, agar Allah mengasih- sayangi kedua orang tuanya.
4.  Bermoral, Menjaga Kehormatan
AL-Qur’an Surat Al-Mukminun ayat 1-5

ôs%yxn=øùr&tbqãZÏB÷sßJø9$#ÇÊÈ
tûïÏ%©!$#öNèdÎûöNÍkÍEŸx|¹tbqãèϱ»yzÇËÈ
tûïÏ%©!$#uröNèdÇ`tãÈqøó¯=9$#šcqàÊ̍÷èãBÇÌÈ
tûïÏ%©!$#uröNèdÍo4qx.¨=Ï9tbqè=Ïè»sùÇÍÈ
tûïÏ%©!$#uröNèdöNÎgÅ_rãàÿÏ9tbqÝàÏÿ»ymÇÎÈ
     Artinya:
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
Kesimpulan dari ayat-ayat ini adalah sebagai berikut:
1. Ayat 1: Orang beriman hidupnya beruntung, untuk itu hidup harus beriman, yakin dan Percaya kepada Allah yang menciptakan dan menghidupkan dan mengatur nasib manusia.
2. Ayat 2: Agar beruntung dalam menjalani kehidupan ini orang beriman harus menjaga hubungan  baik dengan Allah yang memberi hidup ini dengan menyembahnya., mendirikan shalat dengan sepenuh hati.
3. Ayat 3: Orang beriman harus menghindari dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna, apalagi menipu dan menyakiti hati orang lain.
4. Ayat 4: Orang beriman harus suka menolong dan berjiwa sosial yang tinggi.
5. Ayat 5: Orang beriman harus benar-benar menjaga kehormatannya, menjauhkan diri dari perbuatan yang akan menjerumuskan, apalagi perbuatan zina yang harus benar-benar dihindari.[16]



BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertamadan utama, karena dalam keluarga inilah anak pertama mendapatkan pendididkan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya.
Pendidikan yang pertama bagi anak adalah keluarga atau orang tua. Orang tua bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggungjawab atas kelakuannya.Tujuan pendidikan keluarga yaitu agar anak mampu berkembang secara maksimal. Itu meliputi semua aspek perkembangan anaknya, yaitu jasmani, akal dan ruhani.
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dariAl-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6 yaitu:
1. Perintah Taqwa Kepada Allah SWT dan berdakwah
2. Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka
3. Pentingnya pendidikan Islam sejak dini
4. Keimanan kepada para malaikat
Nasihat Al-Qur’an dalam pendidikan keluarga yaitu sebagai berikut:
1. Taat menjalani hidup sebagai umat beragama
2. Meneladani Luqmanul Hakim sebagi tokoh pendidikan keluarga dalam Al-Qur’an
3. Berbakti, tidak menyakitkan hati dan berdo’a untuk kedua orantua
4. Bermoral, menjaga kehormatan.


[1] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,), hlm.155
[2]Ibid. hlm. 158
3 Djamaluddin Darwis, Dinamika Pendidikan Islam, Sejarah Ragam dan Kelembagaan (Semarang:Rasail, 2006), hlm. 139-140.
[4]Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: Kencana, 2008). Cet. ke- 2. hlm.226.
[5]Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm. 177
[6]Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2008), hlm. 9
[7]Ahmad, Nurwadjah, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan; Hati Yang Selamat Hingga Kisah Luqman, (Bandung: PT Marja 2007),hlm.?
[8]Al-Quran dan Terjemahnya, Dep. Agama RI (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2007), hlm. 560
[9]Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al- Maraghi,Terj.Bahrun Abu Bakar,Dkk(Semarang:CV. Toha putra, 1993), Jilid 28, hlm. 259.
[10]Ibid., hlm. 260.
[11]Sayyid Quthb, Tafsir Fi Dzilalil Qur’an, (Jakarta: Gema Insani Pers. 2004). hlm.338.
[12] Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000),hlm.751.
[13]Ibid, hlm. 751-752
[14]Abdul Majid Khon, Hadits Tarbawi: Hadits-hadits Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2012), cet. 1, hlm. 235-236.
[15]Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003),hlm. 216
[16]Op.Cit. Djamaluddin Darwis. hlm 142-152

Tidak ada komentar:

Posting Komentar